Sabtu, 01 Juni 2013

makalah Cacing cambuk

Makalah Cacing Cambuk 
 BAB I 
 PENDAHULUAN 

 A. Latar Belakang 


Cacing cambuk (Trichuris trichiura) merupakan jenis cacing yang paling umum. Dalam tubuh manusia ia suka tinggal dalam usus besar, dan hidup dari zat gizi yang terdapat di dalamnya. Dalam kasus yang berat dan menahun ia bisa menyebabkan anemia.Manusia yang terjangkiti parasit ini disebut menderita penyakit trikuriasis. Menurut Prof.Saleha Sungkar, Ketua Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, trikuriasis terjadi jika seseorang menelan makanan yang mengandung telur parasit yang telah mengeram di dalam tanah selama dua sampai tiga minggu. Larva akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus besar dan menancapkan kepalanya di dalam lapisan usus. Cacing ini menghisap darah dan menggigit atau melukai dinding usus sehingga membuat perdarahan terus menerus dan menyebabkan anemia.
 B. Tujuan Pembahasan 
1. Untuk Mengetahui pengertian cacing cambuk
 2. Untuk mengetahui morfologi cacing cambuk 
3. Untuk mengetahui siklus hidup cacing cambuk
 4. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis oleh cacing cambuk 
5. Untuk mengetahui diagnosis, pencegahan dan pengobatan disebabkan oleh cacing cambuk

BAB II 
PEMBAHASAN 
 A. Pengertian Cacing Cambuk 
Trichuris trichiura adalah termasuk Nematoda usus yang di namakan cemeti atau cacing cambuk, karena tubuhnya menyerupai cemeti dengan bagian depan yang tipis dan bagian belakangnya yang jauh lebih tebal. Cacing ini pada umumnya hidup di sekum manusia, sebagai penyebab trichuriassis dan tersebar secara cosmopolitan. 

B. Taksonomi Cacing Cambuk 
Kingdom : Animalia 
Filum : Nemathelminthes 
Kelas : Nematoda 
Sub-Kelas : Aphasmida 
Ordo : Enoplida 
Super Famili : Trichuroidea 
Famili : Trichuridae 
Genus : Trichuris 
Spesies : Trichuris trichiura 
Sumber : ( Irianto K :2009 ) 

C. Morfologi 
Cacing Cambuk Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan jantan 4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya membulat tumpul dan cacing jantan melingkar dan terdapat suatu spikulum. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian anteriornya masuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3000-10.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron Cacing dewasa Trichuris trichiura Telur T. trichiura 

D. Siklus Hidup 
Cacing Cambuk Manusia merupakan hospes cacing ini. Cacing betina panjangnya sekitar 5 cm dan yang jantan sekitar 4 cm. Cacing dewasa hidup di kolon ascendens dengan bagian anteriornya masuk ke dalam mukosa usus. Satu ekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur sehari sekitar 3.000 – 5.000 butir. Telur yang dibuahi dikelurkan dari hospes bersama tinja, telur menjadi matang (berisi larva dan infektif) dalam waktu 3 – 6 minggu di dalam tanah yang lembab dan teduh. Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia (hospes), kemudian larva akan keluar dari telur dan masuk ke dalam usus halus sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke kolon ascendens dan sekum. Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai menjadi cacing dewasa betina dan siap bertelur sekitar 30 – 90 hari. 
 Gambar : Siklus hidup T. trichiura 

E. Patologi dan Gejala klinis 
Cacing trichuris trichiura pada manusia terutama hidup didaerah sekum dan kolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak-anak cacing trichuris trichiura ini tersebar diseluruh kolon dan rectum yang kadang-kadang terlihat terlihat dimukosa rectum yang mengalami prolapsus akibat dari mengejannya penderita pada waktu melakukan defekasi. Cacing trichuris trichiura ini memasukan kepalanya dalam mukosa usus hingga dapat menjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan dapat mengakibatkan peradangan dimukosa usus, selain itu akibatnya dapat menimbulkan perdarahan. Selain itu juga cacing ini menghisap darah dari hospes sehingga dapat mengakibatkan anemia. Untuk penderita terutama pada anak-anak dengan infeksi trichuris trichiura yang berat dan menahun menunjukan gejala-gejala diare yang dapat diselinggi dengan sindrom disentri, anemia, nyeri ulu hati, berat badan menurun dan kadang- Kadang rektum menonjol melewati anus (prolapsus rektum), terutama pada anak-anak atau wanita dalam masa persalinan, selain itu juga dapat menyebabkan peradangan usus buntu (apendisitis). Pada tahun 1976, bagian parasitologi FKUI telah melaporkan 10 anak dengan trikuriasis berat, semuanya menderita diare yang menahun selama 2-3 tahun. Infeksi Trichuris trichiura sering di sertai denagan infeksi cacing lainnya atau protozoa. 

F. Epidemiologi 
Untuk penyebaran infeksi ini yang paling penting merupakan kontaminasi tanah dengan tinja. Telur cacing trichuris trichiura ini tumbuh didaerh tanah liat, tempat yang lembab dan teduh dengan suhu rata-rata 30˚C. pada daerah yang banyak menggunakan tinja sebagai pupuk merupakan jalur infeksi yang tepat. Frekuensi infeksi cacing ini diindonesia sangat tinggi. Diberbagai daerah pedesaan diindonesia frekunsi infeksinya hingga mencapai 30-90%. Didaerah sangat endemik infeksi dapat dicegah dengan cara pengobatan pada penderita trikuriasis. Pencegahan dapat dengan cara pembuatan jamban yang baik dan diberikan pengetahuan tentang sanitasi dan terutama kebersihan perorangan terutama pada anak-anak, dengan mencuci tangan sebelum makan, mencuci dengan baik sayuran yang dikonsumsi tanpa pemasakan terutama daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk. 

G. Diagnosis 
Hasil pemeriksaan dengan mikroskop diagnosis didapatkannya telur didalam tinja hospes. 

H. Pencegahan 
Cara pencegahan penyakit trichuriasis tidak beda jauh dengan pencegahan penyakit ascariasis caranya seperti berikut : 
 Individu 
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan 
2. Mencuci sayuran yang di makan mentah 
3. Memasak sayuran di dalam air mendidih 

 Lingkungan 
1. Menggunakan jamban ketika buang air besar 
2. Tidak menyiram jalanan dengan air got 
3. Dalam mebeli makanan, kita harus memastikan bahwa penjual makanan memperhatikan aspek kebersihan dalam mengolah makanan 

I. Pengobatan 
 a. Perawatan umum: Higiene pasien diperbaiki dan diberikan diet tinggi kalori, sedangkan anemia dapat diatasi dengan pemberian prefarat besi. 
b. Pengobatan spesifik: Bila keadaan ringan dan tak menimbulkan gejala, penyakit ini tidak diobati. Tetapi bila menimbulkan gejala, dapat diberikan obat-obat: 
1. Diltiasiamin jodida, diberikan dengan dosis 10-15 mg/kgBB per hari selama 3-5 hari. 
2. Stibazium yodida. Diberikan dengan dosis 10 mg/kgBB per hari, 2 x sehari, selama 3 hari dan bila diperlukan dapat diberikan dalam waktu yang lebih lama. Efek samping obat ini adalah rasa mual, nyeri pada perut, dan warna tinja menjadi merah. 
3. Heksiresorsinol 0,2%, dapat diberikan 500 ml dalam bentuk enema, dalam waktu 1 jam. 4. Mebendazol. Diberikan dengan dosis 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari, atau dosis tunggal 600 mg. 

BAB III 
PENUTUP 
 A. Kesimpulan 
Cacing cambuk banyak ditemukan di daerah tropis, seperti di Indonesia. Daur hidup cacing cambuk mirip dengan daur hidup cacing gelang, hanya pada cacing cambuk tidak ada siklus paru, Jadi cacing langsung ke perut tanpa melewati paru-paru dan tenggorokan. Cacing ini tinggal di usus besar dan terkadang di usus buntu. Gejala yang timbul bisa berupa nyeri perut/ nyeri ulu hati, diare dengan mukus/ lendir kental dan licin, kotoran disertai sedikit darah, anemia ringan, kehilangan nafsu makan penurunan berat badan, terjadi prolaps rektum (penonjolan di daerah anus). 

B. Saran 
Dengan terselesainya makalah Cacing Cambuk ini, maka kami menyarankan, agar kita semua lebih memperdalam lagi mempelajari tentang Parasitologi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan Kepada kawan-kawan kami harapkan agar kiranya tetap berusaha di dalam meniongkatkan mutu pembelajaran dan pengamatan yang lebih dalam. 

DAFTAR PUSTAKA 

Gandahusada, Srisasi, Prof. dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 

Irianto K, 2009. Parasitologi, Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia, Yrama Widya: Bandung 

Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid 3 Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. Diktat, 2011. Bahan Kuliah Zoologi Invertebrata, Universitas Serambi Mekkah: Banda Aceh. 

http://id.wikipedia.org/wiki/. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura), Diakses : 2013/04/05. Banda Aceh 

http://ramadoyenk.mywapblog.com.xhtml. Infeksi Cacing Cambuk Bisa Memicun Anemia. Diakses : 2013/04/05. Banda Aceh

3 komentar:

  1. terima kasih:) tp sebelumnya tulisannya tolong di rapihkan agar mudah dibaca:))

    BalasHapus
  2. Vg video games (vg) - Vg Video Games and
    VGV is one of the most well-known and most popular VGC video games. We have a wide range of VGC's which are of great youtube to mp3 quality and are a

    BalasHapus